Titanic: Malapetaka yg Telah Diramalkan?
George M Behe
Desember 1994
Apakah nasib kapal Titanic yg perkasa itu telah diprediksikan sebelumnya dalam sebuah novel? Bagaimana misteri seputar karamnya salah satu kapal paling terkenal didunia.
Desember 1994
Apakah nasib kapal Titanic yg perkasa itu telah diprediksikan sebelumnya dalam sebuah novel? Bagaimana misteri seputar karamnya salah satu kapal paling terkenal didunia.
Ia berbaring sunyi dalam kegelapan selama seperempat abad, tenggelam dalam kenangan-kenangannya, bagai tawanan dari kekelaman yg mengitarinya. Tetapi ia tidak sendiri, karena ia tidak mati sendirian. Kematiannya membawa serta dua pertiga dari seluruh penumpang dan awaknya-1500 orang yg pancaran kehadirannya dirasakan oleh para penjelajah pertama yg menemukan tempat peristirahatannya. Dengan badan terbelah dua, ia kini terbaring di dasar laut, dengan isi perut yg terburai di sekelilingnya dalam duka.
Dulunya ia seorang ratu, kapal terbesar dan tercantuk di dunia ini. Segelintir orang beruntung masih mengingat kebesarannya yg mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri. Lebih sedikit lagi jumlah mereka yg pernah berlayar dengannya dan cukup beruntung untuk selamat. Tetapi setiap orang, bahkan di dunia masa kinii, mengenali namanya.
Ia adalah Titanic
Bulan April 1912 adalah masa keemasan dalam sejarah White Star Line, salah satu maskapai perkapalan terkemuka di Inggris. RMS Titanic, kelas terbaru dalam industri perkapalan, baru saja akan memasuki masa tugasnya sebagai kapal penumpang dan angkut-surat. Kapal itu adalah benda bergerak paling besar yg pernah diciptakan oleh tangan-tangan manusia-dengan panjang 882 kaki, lebar 92 kaki, dan bobot 46.000 ton. Lambung memiliki dinding ganda, dengan sekat-sekat penahan-air di sepanjang perut kapal jika terjadi kecelakaan. Air yg berhasil menembus dinding ganda dan memasuki lambung akan tertampung dalam kompatemen ini, sehingga kapal akan tetap bisa beroperasi secara normal.
Sebuah kecelakaan? Tidak Terpikirkan!
Penampilan luar Titanic saja menginspirasi keyakinan penuh mereka. Keempat cerobong menjulang ke langit, sebuah simbol puncak keunggulan umat manusia atas alam. Kemungkinan kecelakaan serius atas kapal itu tidak pernah terpikirkan. Terlabih lagi, sang pembuatnya, Kapten Edward J. Smith, dalam kutipannya pernah berkata “Proses pembangunan kapal modern telah melampaui semua itu”.
Dewan Dagang Inggris tampaknya puas dan sejalan dengan pendapatnya; bahwa regulasi tentang sekoci penyelamat, yg sudah sejak lama diperbaharui, mewajibkan setiap kapal berbobot mati 10.000 ton atau lebih untuk membawa serta enambelas sekoci penyelamat, denag tamabahan empat buah sekoci “lipat” jenis Englehardt untuk berjaga-jaga. Kapasitas total yg dimiliki sekoci-sekoci itu adalah 1.178 orang. Titanic mengandung sertifikasi untuk mengangkut maksimal 3.000 orang, namun tidak ada seorang pun yg mempedulikan minimnya perlengkapan keselamatan yg dibawanya. Kapal ini diyakini tidak dapat tenggelam(pede banget nih kapal ).
Penampilan ruang-ruang publik yg mewah di kapal raksasa itu membuat semua orang terlupa bahwa mereka tengah berada di atas kapal. Apa yg bisa salah?
Ramalan Petaka
Titanic memang terlihat sangat mustahil untuk tenggelam. Meskipun begitu, banyak pihak yg merasa akan terjadi sesuatu dalam perlayanan perdana Titanic. Beberapa orang yg telah memesan tiket memutuskan untuk membatalkan perjalan mereka dan berlayar menggunakan kapal lain selain Titanic.
“Ramalan” paling terkenal tentang Titanic mungkin bukanlah sebuah ramalan. Ramalan ini dikemas dalam wujud novel yg terbit pada tahun 1898(14 tahun sebelum pelayaran perdana dan terakhir Titanic) yg berjudul Futility karya MORGAN ROBERTSON. Novel ini menceritakan tentang sebuah kapal terbesar di dunia dengan perlatan yg paling modern dan para awak yg tercakap dan ukuran kapal yg mirip dengan Titanic, kapal ini bernama Titan(mirip banget sama nama Titanic). Suatu hari di bulan April, Titan mulai berlayar dengan penuh penumpang tanpa sekoci untuk mengakomodasi penumpangnya tersebut.
Untuk melampaui rekor kecepatan, sang kapten membentangkan layar-layar utama di kedua tiang utama Titan yg akhirnya menabrak sebuah kapal kecil. Dalam kecelakaan tersebut, kapten tetap berlalu tanpa berusaha menyelamatkan orang-orang yg selamat yg masih ngambang di laut(tabrak lari gan). Salah seorang pelaut korban tabrakan tersebut meneriakan kutukan, menuntut agar Tuhan membalas kekejaman kapal uap yg berlalu begitu pergi itu.
Kemudian, pada suatu malam berkabut dipenuhi cahaya bulan, Titan melaju lurus menuju sebuah gunung es di samudera Atlantik dan tidak memiliki kesempatan untuk berbelok serta menghindari tubrukan. Kapal uap besar itu menghujam ke beting mirip gunung es tersebut, lalau meluncur maju diatas permukaan esnya hingga hampir seluruh badannya keluar dari air. Anjungan kapal itu terbentur hebat, mesin-mesinnya pun terbanting dengan keras sehingga menyobek dinding lambung. Kemudian Titan terseret mundur menuruni lereng es dan kembali masuk ke air, sekoci-sekoci yg tertata rapi di anjungan hancur berantakan selama kejadian tersebut. Hanya segelintir orang yg selamat dari kapal yg akhirnya beristirahat dengan tenang(emang dia mati dengan tenang ya?) di dasar laut tersebut.
Kesamaan antara novel karya Robertson dan Titanic memang tampak jelas, dan banyak penulis yg bermain dengan keparalelan keduanya selama bertahun-tahun. Bahkan telah disusun berbagai table yg membandingkan kedua kapal tersebut(kalau pengen liat browse aja di agan google).
Robertson sendiri adalah seorang pelaut dan penulis jenius yg cukup sadar akan betapa bahayanya gunug es di samudera di jalur pelayaran. Sebenarnya, bahaya ini baru disepakati pada tahun 1912 ketika sebuah gunung es menjadi alasan tenggelamnya Titanic.
Kesamaan Titan dan Titanic masih bisa ditepis dengan alasan-alasan yg jauh lebih logis. Tetapi terdapat suatu kesamaan yg LUAR BIASA, yaitu nama kapal tersebut. Andai saja Robert tidak menamakan kapal dalam novelnya itu sbagai Titan, pasti novelnya itu sudah terlupakan. Bisa dibilang kemiripan nama Titan dan Titanic telah menyelamatkan novelnya.
Sebuah Ramalan
Sisa artikel ini difokuskan pada penjelasan atas suatu kisah yg mengharukan karena melibatkan kematian dari tokoh tersebut. Kecelakaan ygmasih diperdebatkan itu terjadi di Kirkendbright, Skotlandia, tanggal 14 April 1912.
Seorang kapten yg bernama W.Rex Sowden, mengepalai Salvation Army Corps, yg memegang tanggung-jawab perawatan seorang anak yatim yg sakit parah bernama Jessie. Pada malam hari tanggal 14 April, Sowden pergi tidur setelah memastikan keadaan Jessie telah ditangani dengan baik.
Saat ia sedang tertidur, seseorang mengetuk pintu kamar Sowden dan memberitahukan keadaan Jessie yg semakin memburuk.
Sowden bergegas menuju kamar Jessie. Ia duduk di ranjang Jessie sambil memperhatikan keadaan gadis tersebut. Tiba-tiba Jessie bangkit duduk, ia melihat Sowden dan memohon “Pegang tanganku, Kapten. Aku sangat takut. Apa kau melihat kapal besar yg tenggelam di laut itu?” Sowden menyangka Jessie sedang bermimpi dan menenangkannya.
“Tidak, kapal itu tenggelam. Lihat orang-orang yg terbenam itu! Wally sedang bermain biola dan ia kini mendatangimu(apaan nih makasudnya? Ane jadi takut! :ngacir)” kata Jessie. Sowden segera menenangkan Jessie dan membujuknya kembali beristirahat dalam komanya tersebut.
Tiba-tiba pintu kamar Jessie terbuka, seperti ada seseorang di luar kamar yg ingin masuk ke kamar Jessie. Sowden segera menghampiri pintu untuk melihat siapakah seseorang yg ingin memeriksa keadaaan Jessie tersebut. Tetapi Sowden tidak mendapati seorang pun di depan pintu. Padahal ia begitu yakin bahwa seseorang membuka pintu kamar tersebut dan menyelinap ke dalam kamar Jessie. Sowden kembali ke ranjang Jessie yg sedang mengahadapi masa kritisnya. Tiba-tiba Jessie kembali terbangun dari tidurnya dan berkata “Ibu sedang datang untuk membawaku ke surge” lalu Jessie meninggal.
PEristiwa penglihatan Jessie terjadi tiga setengah jam sebelum Titanic menghantam sebuah gunung es. Tetapi siapa lelaki yg bernama Wally yg sedang bermain biola tersebut?
Sowden segera mencari tahu tentang Wally yg ternyata seorang pemimpin band di Titanic, yg ia kenal semasa muda yg bernama Wallace Hartley. Wally berserta teman-temannya terus bermain musik di Titanic untuk menenangkan para tamu dan tidak berusaha untuk menyelamatkan diri mereka(TOP deh) dan akhirnya mereka semua tewas. Entah mengapa, Jessie mengetahui bahwa Wally tidak selamat dari petaka tersebut
0 komentar for this post