KASUS MESUJI
Asal Muasal terjadinya konflik ini :
sumber kompas.com
=====================================
Inilah Duduk Soal Kasus Mesuji Versi Warga
PALEMBANG, KOMPAS.com — Pengaduan
masyarakat dan video pembunuhan terkait konflik lahan yang beredar di
media televisi dua hari lalu mengalami kesimpangsiuran lokasi, waktu,
dan kejadian. Pengaduan dan sebagian video merupakan dua peristiwa yang
terpisah.
Video pembunuhan yang memperlihatkan pemenggalan kepala
terjadi di Desa Sungai Sodong, Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, dan bukan dari Mesuji, Provinsi Lampung.
Kedua
lokasi ini memang berbatasan dan hanya dipisahkan oleh sungai. Di dua
lokasi berbeda itu, warga memang sama-sama mengalami konflik dengan
perusahaan kelapa sawit, tetapi perusahaannya berbeda.
Pembunuhan
dengan memenggal kepala itu terjadi pada Kamis, 21 April 2011, di Desa
Sungai Sodong, Sumatera Selatan. Salah satu asisten kebun dipenggal oleh
masyarakat yang marah karena terbunuhnya dua warga desa.
Dalam
peristiwa itu tujuh orang tewas, terdiri dari dua warga desa, Syafei dan
Macan, yang masih belasan tahun, serta lima orang dari pihak PT Sumber
Wangi Alam (SWA).
Kejadian diawali bentrokan warga dengan
orang-orang yang disewa perusahaan perkebunan kelapa sawit PT SWA.
Bentrokan diawali penganiayaan serta pembunuhan terhadap Syafei dan
Macan di Blok 19 kebun PT SWA pada Kamis pagi. Mereka ditemukan dengan
luka-luka mengenaskan, termasuk telinga yang dipotong dan leher
tergorok.
"Kami juga melihat adanya luka tembak yang ciri-cirinya
lubang masuk kecil dan lubang keluar besar seperti meledak. Kami
mencurigai ada anggota kepolisian terlibat dan senjata yang digunakan
adalah peluru yang bisa meledak setelah ditembakkan," kata tokoh
masyarakat setempat, Chichan, Kamis (15/12/2011).
Sekitar 200
warga dari enam desa yang masih berkerabat dengan dua korban itu
kemudian marah dan menyerbu kompleks perumahan pegawai perkebunan. Warga
juga merusak belasan rumah karyawan PT SWA, merusak truk-truk
operasional, dan membakar satu sepeda motor.
"Aksi sadis warga dipicu kemarahan dan terjadi secara spontan," ujar Chichan.
Warga
Sungai Sodong lainnya, Lia, mengatakan, pemberitaan yang beredar di
media televisi tak benar karena bukan warga Sungai Sodong yang melapor
ke DPR pada Rabu lalu.
"Kasus kami soal sengketa lahan 298 hektar
ditambah 630 hektar lahan yang diklaim perusahaan justru tak muncul.
Namun, video kejadian yang ditayangkan itu terjadi di desa kami,"
katanya.
=====================================
sumber : ruanghati.com
Video pembantaian petani di Mesuji yang dilaporkan oleh lembaga adat Lampung ke Komisi III DPR harus diverifikasi dimana kejadian persisnya. “Video itu harus diverifikasi terjadi di Lampung atau dimana,”ujar Anggota Komisi III DPR, Saan Mustopa di gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/12/2011).
Sebelumnya, lembaga adat Lampung yang dipimpin oleh Purnawirawan TNI Mayjen Saurip Kadi mengadu ke Komisi III DPR mengenai adanya pembantaian sadis yang terjadi di Mesuji, Lampung. Saat berada di DPR video pembantaian seperti adanya pemenggalan kepala, penyiksaan dipertontonkan di hadapan anggota dewan.
Terkait hal itu kata Saan dirinya belum bisa katakan video tersebut benar atau salah. Karena itu lanjut Saan ketika rapat dengan Kapolri semalam, tragedi pembantaian itu dipertanyakan. “Itu dari sumber resmi kepolisian, sudah diproses ke pengadilan, itulah komisi 3 yang harus mencari apa benar atau tidak,” jelas Saan.
Komisi III DPR sendiri kata Wakil Sekjen Partai Demokrat ini sudah membentuk tim khusus yang akan terjun ke lapangan mengusut kasus tersebut. Verifikasi lanjut Saan juga segera dilaksanakan, minimal setelah masa reses DPR. “Verifikasi supaya ini tidak liar, bisa pas reses,” katanya.
Sementara itu ada pula di Youtube sebuah rekaman video yang dikaitkan dengan kejadian di Lampung tapi kebenarannya diragukan, dan ditenggarai di upload untuk memprovokasi kasus yang sebenarnya, beberapa komentar yang menanggapi rekaman video ini mengatakan video dibawah ini tidak berhubungan sama sekali dengan tragedi lampung tetapi adalah video maling yang tertangkap warga, walaupun demikian kita tetap saja prihati dengan masyarakat kita yang semakin anarkis
0 komentar for this post