Jumat, 02 April 2010

Akibat Sering Diganggu Setan, Seorang Pria Akhiri Nyawa di Pohon Rambutan!!!

By Unknown Jumat, 02 April 2010 0 comments
Sungai Raya. Warga Gang Flamboyan, Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya dibuat geger. Asun, 27, warga sekitar tewas gantung diri di pohon rambutan, tepat di belakang pemakaman Bakti Suci, Senin (22/12) sore.
Mayat Asun ditemukan tiga anak kecil yang mencari ikan cupang di sekitar TKP. “Sekitar pukul 16.00, ketiga anak kecil ini kontan berlari sambil berteriak karena menemukan Asun dalam keadaan menggelantung di pohon. Kami yang mendengar teriakan anak-anak ini lalu bergegas ke sini (TKP, red) untuk memastikannya,” ujar Susanto, warga setempat.
Pihak Kepolisian yang mengetahui kejadian tersebut segera datang dan melakukan olah TKP. Di sekitar jenazah Asun, pihak kepolisian menemukan sepasang sandal milik korban. Di sampingnya juga ditemukan sebungkus kertas rokok dan tembakau gulung yang diduga milik korban. Di sana juga ditemukan sebuah puntung rokok (longlat). Dipastikan, Asun sempat mengisap rokoknya sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Saat ditemukan, kondisi Asun tampak mengenaskan. Seutas tali tambang berwarna kuning melilit lehernya dengan lidah menjulur keluar. Dari kondisi jenazah, tulang leher sepertinya patah akibat terlilit tali tersebut. Tidak ditemukan adanya tangga atau benda lain yang digunakan untuk mengakhiri hidupnya. Dari konsisi TKP, kemungkinan Asun memasang sendiri tali di pohon dengan cara memanjat. Tali di sisi lain diikatkan di lehernya. Asun kemudian melompat dari pohon, dan hal tersebut mengakibatkan tulang lehernya patah.
Dari keterangan yang diberikan adik korban, Akian, 20, abang kandungnya ini mengalami stres sejak setahun lalu. “Dia (Asun, red) sempat bekerja di Jakarta selama dua bulan. Dia kemudian pulang setelah mengetahui abang kami masuk penjara. Sejak saat itu dia mulai aneh. Sepertinya hal tersebut membuat dia stres,” katanya, kepada Equator, saat ditemui di TKP.
Masih dari keterangan Akian, saudaranya tersebut sering marah-marah bila stresnya kambuh. Tak jarang Asun melemparkan piring dan gelas bila stresnya kumat. Dia juga sering marah-marah kepada keluarganya yang lain. "Kakak dan abang ipar saya, terpaksa pindah dari rumah kami karena tak tahan dengan kelakuan dia. Ayah saya dan saya sendiri juga terpaksa pindah ke rumah nenek yang ada di sebelah rumah. Dia jadi tinggal sendirian. Untuk makan, dia pandai masak sendiri, hanya saja bahannya saya yang belikan,” kata Akian.
Sang adik sama sekali tidak menyangka jika Asun akan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Sama sekali tidak ada tanda-tanda. Dikatakan Akian, sekitar pukul 14.00, tetangganya melihat Asun keluar rumah dengan membawa kantong plastik, dan menuju ke TKP. Diperkirakan, Asun mengakhiri hidupnya antara pukul 14.00 sampai 16.00.
Salah seorang teman baik Asun, Asau, 28, mengungkapkan, Minggu (21/12) Asun sempat bermain ke rumahnya. “Tadi malam dia ke rumah. Dia bercerita ada makhluk halus yang sering mengganggunya. Saat itu saya tidak menghiraukan ceritanya, karena sejak setahun lalu. Kadang kasihan juga melihatnya, namun sehari-harinya dia tidak pernah mengganggu orang lain, dan lebih banyak diam di rumah,” ungkap Asau.
Sementara itu, Kapoltabes Pontianak AKBP Drs H M Asep Syahrudin MSi MH yang hadir di TKP memaparkan, dari hasil identifikasi terhadap korban, diperkirakan kejadian tersebut murni bunuh diri. Namun, pihaknya berencana akan melakukan autopsi terhadap jenazah. “Namun, bila pihak keluarga tidak ingin jenazahnya diautopsi, kita akan meminta mereka untuk menandatangani surat keterangan,” tukas Asep. (dra)


sumber : disini
Sharing is sexy

Related posts

0 komentar for this post

Posting Komentar